WAKA POLRES SUMBA TIMUR :KOMPOL FERY M. DIMA |
Komisaris Polisi ( Kompol ) Fery M. Dima terus melakukan
blusukannya demi menuntaskan kasus – kasus yang terjadi di bumi Matawai Amahu
Pada Njara mahu. Kehadirannya sangat berdampak pada penanganan kasus perjudian
yang selama ini menjadi “ makanan ” empuk bagi masyarakat Sumba Timur. Khusus
di lapangan Prailiu, Kabupaten Sumba Timur, NTT menjadi “ restorant ” penjudi
pada even langka di Indonesia yakni pacuan kuda. Pacuan kuda yang merupakan
even yang bertujuan untuk memamerkan atau mempromosikan event wisata Sumba
Timur. Even yang di langsungkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Timur ini
di coreng oleh tindakan bobrok dan melanggar hukum oleh oknum penjudi yang
hadir di tempat tersebut.
Virentus Ndawa Takanjanji ( 25 tahun ) adalah pelaku
yang di tangkap dan sekarang di Polres Sumba Timur (30/08/2014). Warga
Hambapraing yang di tangkap langsung oleh Wakapolres Sumba Timur di lapangan
pacuan kuda Rihi Eti ini langsung di giring ke Polres Sumba Timur untuk di
periksa. Di tangan pelaku, uang sejumlah Rp. 1.000.000 dan daftar nama pemain
lainnya yang ikut bermain judi bersamanya hari itu.
Pelaku di tangkap di tengah
kerumunan orang banyak pada pukul 12.00 WITA. Pelaku judi : Virentus Ndawa Takanjanji |
Kompol Feri Dima yang di temui Borgol News di rumah
jabatannya menyampaikan bahwa perjudian adalah perbuatan melanggar hukum jadi
harus di tangkap pelakunya dan dip roses hukum yang berlaku. “ Judi adalah
perbuatan melanggar hukum. Oleh karebna itu pelakunya harus di tangkap dan dip
roses sesuai hukum yang berlaku, ” tandasnya tegas. Masih kata Feri Dima, perjudian
itu bukanlah tradisi yang harus di benarkan atau di tolerir karena akan
berdampak pada keberlanjutan
kegiatan judi di kalangan masyarakat Sumba Timur yang pada akhirnya akan
menjadi pelanggar hukum.
Seorang warga yang mengaku namanya Umbu ( 29 tahun )
memuji perlakuan polisi yang memperlakukan penjudi seperti itu. Polisi harus
menangkap dan menahan bahkan memproses pelaku sesuai hukum yang berlaku. Ia
kuatir akan berdampak pada anak – anak Sumba Timur yang belum mengerti dan
bermain judi yang pada akhirnya dengan melihat bahkan ajakan untuk berjudi
mereka menjadi penjudi kelas kakap. “ kita takut anak – anak ikut menjadi
penjudi kelas kakap, ” jelasnya. IMAN S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar